1. Kerajaan Gowa-Tallo
Menurut catatan sejarah, kerajaan Gowa-Tallo menjadi kerajaan pertama di Pulau Sulawesi yang menerima Islam. Tarikh 22 September 1605 jadi tahun di mana raja Gowa saat itu, I Mangari Daeng Manrabbia I Tumingana ri Gaukanna, mengucap dua kalimat syahadat, kemudian mengubah namanya menjadi Sultan Alauddin.
Perubahan ini turut berdampak pada perluasan wilayah agar sejumlah kerajaan tetangga mau menerima Islam. Kendati demikian, mereka masih melakukan hubungan dengan Kerajaan Portugis sebagai kekuatan dagang dan maritim Eropa waktu itu. Kebijakan ini dilanjutkan oleh sang anak, yakni Sultan Muhammad Said (1639-1653).Sayang, masuknya serikat dagang VOC membawa serta taktik monopoli pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin (1639-1669) berimbas pada Perang Makassar.
Namun jika dirunut lebih jauh, pemukiman Muslim yang ditinggali oleh para saudagar dari tanah Campa, Pattani hingga Minangkabau sudah berdiri di wilayah Gowa sejak masa pemerintahan raja ke-10, yakni I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiyung Tonipalangga Ulaweng (1546-1565).
2. Kerajaan Bone
Masuknya Islam ke Kerajaan Bone tak lepas dari peran Sultan Alauddin, raja ke-14 Gowa, selaku raja pertama di Sulsel yang memeluk Islam. Sosok yang dilantik menjadi kepala pemeintahan di usia tujuh tahun tersebut melakukan dakwah ke beberapa kerajaan-kerajaan tetangga seperti Soppeng, Wajo, Bone dan Luwu.
Raja Bone pertama yang memeluk Islam adalah Sultan Adam Matindore ri Bantaeng atau La Tenri Ruwa (memerintah dari tahun 1611 hingga 1616). Namun, ia terpaksa turun tahta dan pindah ke Bantaeng lantaran dewan adat Ade' Pitue beserta rakyat Bone sempat menolak ajaran tersebut. Padahal raja sebelumnya, Matinroe ri Sidenreng dengan gelar We Tenrituppu (1602-1611), lebih dulu memeluk agama Islam.
Islam baru benar-benar diterima secara luas saat La Tenripale atau Matinroe ri Tallo (1616-1631) menjabat sebagai raja. Bertolak dari titik tersebut, susunan pemangku adat turut berubah. Selain Ade' Pitue, ditambahkan pula Parewa Sara (Pejabat Syariat) yang berjuluk Petta KaliE (setingkat hakim).
3. Kerajaan Buton
WikKerajaan yang terletak di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara ini resmi menjadikan Islam sebagai agama resmi pada masa pemerintahan raja Lakilaponto atau Halu Oleo, yang sebelumnya memerintah di Muna. Sebagai bentuk balas budi atas keberhasilan mengalahkan serangan dari kerajaan tetangga, Raja Buton V yakni Mulae kemudian mengangkat Halu Oleo sebagai menantu dan penerus tahta. Ciri pemerintahan kemudian berubah menjadi kesultanan setelah Syeikh Abdul Wahid, salah satu ulama Arab yang lama berdiam di Johor, tinggal di Buton. Halu Oleo, yang sempat menyerahkan posisi kepala pemerintahan ke adiknya yakni La Posasu, kembali ke Keraton Buton untuk dilantik sebagai sultan pertama. Gelar Sultan Murhum pun disandangnya dari tahun1491-1537. Nah, dengan kata lain, jika kembali menengok angka-angka yang disebutkan tadi, Kerajaan Buton jadi monarki pertama di Pulau Sulawesi yang menerapkan ciri pemerintahan Islam. Belakangan, muncul klaim penelitian jika Islam masuk beberapa tahun sebelum Sultan Murhum menjabat sebagai kepala negeri.
Comentarios